Penyebab Remuknya Harga Bitcoin Akhir Akhir ini
Harga Bitcoin dan mata uang kripto lainnya anjlok pada perdagangan kemarin. Anjloknya Bitcoin cs karena kekhawatiran pemerintah Amerika Serikat (AS) menaikkan pajak dalam waktu dekat.

MPOTIMES - Harga Bitcoin dan mata uang kripto lainnya anjlok pada perdagangan kemarin. Anjloknya Bitcoin cs karena kekhawatiran pemerintah Amerika Serikat (AS) menaikkan pajak dalam waktu dekat.
Harga Bitcoin turun ke bawah US$ 50.000 atau Rp 725 juta pertama kalinya sejak awal Maret. Harga Bitcoin anjlok lebih dari 9%.
Sedangkan mata uang kripto terpopuler lainnya seperti Ethereum juga turun lebih dari 12% ke level US$ 2.263 atau Rp 32 juta. Penurunan harga yang tajam itu mengikuti pola pergerakan saham.
Baca Juga: 10 Platform Trading Bitcoin Terbaik di Indonesia 2021
Dikutip dari CNN, Sabtu (24/4/2021), pasar keuangan dilanda kekhawatiran rencana Presiden AS Joe Biden menaikkan pajak capital gain. Pajak diusulkan naik menjadi 39,6% untuk mereka yang berpenghasilan lebih dari US$ 1 juta per tahun dari sebelumnya 20%.
Rencana Biden sebenarnya sudah lama menjadi perbincangan, namun puncak kekhawatirannya baru terjadi. Para investor kripto khawatir pajak ini bisa membatasi permintaan terhadap Bitcoin cs yang harganya meroket beberapa bulan terakhir.
amun, kekhawatiran soal pajak dinilai bukan satu-satunya alasan harga Bitcoin cs ambruk. Mata uang kripto ini juga dinilai sudah terlalu tinggi setelah listingnya Coinbase dengan valuasi hampir US$ 100 miliar.
Selain itu adanya aksi jual investor juga membuat harga Bitcoin cs turun tajam namun di sisi lain bisa menjadi peluang untuk beli dengan harga murah.
Sementara Co-founder Cryptowatch dan pengelola channel Duit Pintar Christopher Tahir menilai, koreksi yang terjadi pada harga Bitcoin saat ini cenderung sementara. Menurutnya, koreksi saat ini akan membuat harga Bitcoin stabil terlebih dahulu mengingat sebulan terakhir Bitcoin sudah naik sangat signifikan.
Oleh karena itu, menurutnya momen harga Bitcoin yang “istirahat” ini adalah hal yang wajar. Sementara secara fundamental, Christopher meyakini harga Bitcoin masihlah kuat dan masih menunjukkan penguatan. Hal ini terlihat dari adanya jumlah Bitcoin yang keluar dari bursa secara signifikan, yakni lebih dari 50,000 BTC dalam sebulan terakhir.
Untuk saat ini, Christopher melihat level support harga Bitcoin berada di US$ 42.000 per Btc dengan level resisten berada di US$ 53.000 per Btc. Sementara berdasarkan hitungan Sutopo, posisi suport harga Bitcoin ada di US$ 42.843 dengan kemungkinan pelemahan masih mencari area US$ 41.300.
“Namun dalam grafik intraday lebih menggambarkan posisi konsolidasi, pertumbuhan minat di tengah kenaikan inflasi global masih akan menjadi motor bagi Bitcoin untuk bisa kembali naik ke area harga US$ 48.000 - US$ 50.000 per Btc,” tutup Sutopo.
What's Your Reaction?






